Karangampel,Selasa 23 Januari 2024
Tes buta warna parsial merupakan langkah yang baik untuk memastikan bahwa para siswa dan siswi LPK Hanaman yang akan bekerja di Korea Selatan memiliki kemampuan visual yang sesuai dengan persyaratan pekerjaan di sana.
Antusiasme para siswa dan siswi yang tinggi membuat suasana menjadi lebih bersemangat
Manfaat Tes Buta Warna
Tujuan dari tes buta warna adalah untuk menilai kemampuan seseorang dalam membedakan warna serta memastikan adanya buta warna. Tes ini bisa dilakukan sebagai pemeriksaan skrining rutin atau bila dicurigai adanya gangguan dalam mengenali warna.
Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari tes buta warna adalah:
- Mendeteksi buta warna sedini mungkin agar penderita bisa menjalani perawatan, melakukan penyesuaian, dan mendapatkan dukungan atau bantuan dari keluarga, guru, maupun orang-orang di sekitarnya
- Membantu penderita buta warna untuk mengarahkan minat dan bidang yang ingin ditekuninya pada jenis pekerjaan yang tidak memerlukan persepsi warna
- Membantu para guru untuk mengidentifikasi gangguan buta warna pada siswa, sehingga bisa memberikan dukungan dan melakukan penyesuaian dalam cara mengajar
- Mendeteksi gangguan fungsi penglihatan akibat penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit Alzheimer, atau penyakit Parkinson
Jenis Tes Buta Warna dan Cara Melakukannya
Tes buta warna bisa dilakukan oleh dokter, tenaga kesehatan, atau tenaga profesional lainnya, termasuk guru, yang telah mendapatkan pelatihan khusus. Walaupun tes buta juga bisa dilakukan sendiri secara daring, sebaiknya lakukan tes buta warna di dokter agar hasilnya lebih jelas.
Tes buta warna tidak memerlukan persiapan apa pun. Namun, sebelum memulai tes, dokter akan menanyakan dahulu gejala atau keluhan yang dirasakan oleh pasien, bila memang ada. Dokter juga perlu mengetahui penyakit yang pernah atau sedang diderita, serta obat atau suplemen yang sedang dikonsumsi oleh pasien.
Setelah itu, dokter akan menentukan jenis tes buta warna yang sesuai dengan usia dan kondisi pasien, serta tujuan pemeriksaan. Ada beberapa jenis tes buta warna yang sering dilakukan, yaitu:
- Tes Ishihara
Tes Ishihara digunakan untuk mendeteksi buta warna merah-hijau, yaitu jenis buta warna yang paling umum. Pada tes buta warna ini, dokter akan menunjukkan kartu dan meminta pasien untuk mengidentifikasi angka, huruf, atau gambar yang terbentuk dari titik-titik dengan warna berbeda. - Tes Cambridge
Ini adalah tes untuk mendeteksi buta warna merah-hijau dan biru-kuning. Tes ini sama seperti tes Ishihara, tetapi menggunakan komputer. Pasien akan diminta untuk menekan tombol bila melihat huruf “C” di layar monitor, yang ditampilkan secara acak dengan warna huruf dan warna latar berbeda-beda. - AnomaloscopePemeriksaan dengan alat yang berbentuk seperti mikroskop ini dapat mendeteksi buta warna merah-hijau. Dalam tes ini, pasien akan diminta untuk menyesuaikan warna sesuai dengan contoh warna dalam lingkaran.
- Tes Farnsworth-Munsell
Tes buta warna ini dilakukan untuk menilai kepekaan terhadap intensitas warna, sehingga sering digunakan sebagai tes untuk pekerjaan yang memerlukan kemampuan tersebut. Pada waktu pemeriksaan, pasien akan diminta untuk mengurutkan warna-warna hingga membentuk gradasi.
Hasil Tes Buta Warna
Bila pasien bisa membedakan semua warna pada pemeriksaan, artinya pasien tidak mengalami buta warna. Namun, jika pasien tidak bisa atau sulit membedakan warna tertentu, artinya ada kondisi buta warna, baik seluruhnya maupun hanya sebagian.
Tes buta warna bukan hanya bisa mendeteksi gangguan ini, tetapi juga dapat menunjukkan jenisnya. Jenis buta warna yang bisa ditentukan dari hasil tes adalah sebagai berikut:
- Protanopia, yaitu buta warna merah
- Deuteranopia, yaitu buta warna hijau
- Tritanopia, yaitu buta warna biru
- Achromatopsia, yaitu buta ketiga jenis warna, sehingga penglihatan hanya berupa gambaran hitam, putih, dan abu-abu
Penanganan buta warna karena kondisi tertentu akan disesuaikan dengan penyebabnya, misalnya dengan mengobati penyakit atau mengganti obat yang mengakibatkan gangguan ini. Namun, sayangnya, belum ada pengobatan atau penanganan untuk buta warna yang merupakan bawaan lahir.
Meski begitu, mengetahui kondisi ini sedini mungkin melalui tes buta warna dapat membantu penderita untuk memahami kondisinya dan melakukan penyesuaian dalam kehidupan sehari-hari. Pada anak-anak, deteksi buta warna secara dini bahkan dapat mencegah hambatan pada perkembangan dan proses belajar.